Film Lokal “Dendam Dalam Dosa” Semarakkan Perayaan Hari Film Nasional di Indramayu.
Film yang sempat tertunda perilisannya akibat pandemi ini akhirnya menemukan jalannya ke layar lebar. Disutradarai oleh Firman Nurjaya dan diproduksi oleh Motion Brother Studio, film ini tak hanya menyuguhkan kisah menyeramkan, tapi juga menjadi representasi sinematik dari keindahan dan kearifan lokal Kabupaten Majalengka, tempat seluruh proses pengambilan gambar dilakukan.
Mulai 10 April 2025, “Dendam dalam Dosa” akan tayang serentak di jaringan bioskop Sam’s Studio yang tersebar di wilayah Jawa Barat, Tengah, dan Timur. Lebih dari sekadar tontonan, film ini menjadi ajang pembuktian bahwa daerah memiliki potensi besar dalam menciptakan karya berkualitas nasional.
Film ini berkisah tentang Sofie, perempuan keturunan Indo-Belanda yang dipaksa menikah dengan bangsawan Sunda, Raden Sasmita. Ia tewas secara misterius dan arwahnya bangkit menuntut keadilan. Tapi horor dalam film ini bukan semata untuk menakuti, melainkan untuk menyadarkan.
“Ini psikodrama yang menyuarakan bahwa kebaikan tidak akan terkalahkan oleh kejahatan,” ungkap Budi Sumarno, Line Produser. Ia juga menyebut unsur spiritual seperti “Lionteen” yang hilang dari jiwa Sofie dan mantra sakral “Qul Hu Sung Sang” sebagai bagian dari kedalaman makna dalam film ini—yang layak menjadi bahan diskusi lebih lanjut di ruang akademik maupun komunitas film.
Film ini turut diperkuat oleh nama-nama besar dan talenta segar, seperti Defwita Zumara, Vicky Joe, Dolly Martin,Erwin ST Bagindo, hingga Lela Angraini dan Ferdian Ariyadi. Sementara dari sisi audio, film ini mendapat sentuhan terakhir dari mendiang Areng Widodo—musisi legendaris Indonesia yang dikenal lewat karya “Syair Kehidupan”. Musiknya memperkuat atmosfer mencekam sekaligus emosional dalam film, menjadikannya lebih dari sekadar tontonan, tapi pengalaman.
Gala Premiere ini juga menjadi bagian dari peringatan Hari Film Nasional yang biasanya jatuh pada 30 Maret, namun pelaksanaannya kali ini mundur karena bertepatan dengan malam takbiran. Meski begitu, semangat para sineas lokal tetap membara. Bahkan harapannya, di tahun-tahun mendatang, Indramayu bisa menjadi pusat perayaan Hari Film Nasional dengan skala lebih besar dan meriah. (Gem)